Workshop Kurikulum Silabi dan SAP International Class Program

A. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP ini sebagaimana kinerja panitia sebagai berikut :
Dekan Fakultas Syari’ah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor Un.03.2/KP.01.1/50/2011 tentang Panitia Workhsop Kurikulum dan Rintisan Kelas Internasional Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Panitia melakukan rapat perdana tentang teknis dan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP.
Panitia membuat undangan kesdiaan mengikuti Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP kepada Stackeholders dan dosen.
Panitia menghubungi narasumber Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP.
Panitia menerima form kesediaan mengikuti Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP.
Panitia membuat presensi Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP..
Penitia menyiapkan tempat Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP.
Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP..

 

B. Peserta

Peserta Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP adalah stackeholdrs dan dosen Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Peserta yang hadir dalam Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP ini sesuai dengan jumlah form kesediaan yang dikembalikan. Ada beberapa dosen Fakultas Syari’ah yang tidak bisa hadir karena ada kegiatan serupa yang dilaksanakan oleh Program Pascasarjana, dan ada beberapa dosen Fakultas Syari’ah yang menjabat di Program Pascasarjana UIN Maliki Malang, yang pada hari itu juga melaksanakan Workshop kurikulum.

 

 

 

C. Waktu Pelaksanaan

Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP ini dibuka pukul 08.150-09.50 yang semestinya direncanakan pukul 08.00. Hal tersebut dapat dimaklumi karena banyak peserta yang terlambat datang. Meskipun demikian, mundurnya acara tersebut tidak menggangu prosesi kegiatan, meskipun secara otomatis menyebabkan penutupan mundur tiga puluh menit, tapi peserta tetap semangat mengikuti acara workshop sampai selesai.

 

D. Prosesi Workshop Kurikulum Silabi dan SAP ICP

 

1. Pembukaan

Prosesi acara pembukaan di pandu oleh satu orang MC Abdul Kadir, S.H.I., dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh M. Mahbub Ainur Rofi‘, kemudian sambutan Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Dr. Hj. Tutik Hamidah, M. Ag). Dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan wokshop kurikulum dan rintasan kelas internasinal merupakan tuntutan bagi pengembangan Fakultas/Jurusan dan Program Studi di Universitas yang unggul, seperti UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang mendapatkan kepercayaan dari Timur Tengah dan beberapa negara tetangga yang menguliahkan putra-putri terbanik bangsanya untuk dididik di UIN Maliki Malang.

Pada kesempatan yang baik ini saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen, stackholders, para staf Fakultas Syari’ah yang sudah datang dan bersedia untuk menghadiri undangan kami. Dan yang terpenting lagi saya sampaikan kepada Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan menjadi narasumber dalam acara Workhop Rintisan Kelas Internasional di Fakultas Syari’ah.

Kemudian saya menyampaikan bahwa tujuan dari workhop ini adalah untuk mengevauasi kurikulum dan silabi Fakultas Syari’ah, dan  masukan riil dari stackeholders dan institusi kerjasama, sehingga nantinya dapat memberikan peluang kerja kepada para lulusan. Workhop ini juga bertujuan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman

Kemudian Dekan Fakultas Syari‘ah membuka secara resmi pelatihan Diklat Aplikasi Falak Kontemporer, yang kemudian dilanjutkan dengan Workshop Kurikulum dan Rintisan Kelas Internasional Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

 

2. Wokshop Kurikulum Silabi dan Rintisan Kelas Internasional

Wokshop Kurikulum Silabi dan Rintisan Kelas Internasional dilaksanakan di Hotel Pelangi I Malang pada hari Senin s/d Selasa, tanggal 31 Januari 2011 s/d 1 Februari 2011. Tempat ini dipilih pada prinsipnya untuk memberikan kenyamanan, efesiensi waktu, fokus dan hidmat. Tepat pukul 07.30 peserta sudah mengisi absensi yang disediakan oleh panitia di pintu masuk aula hotel di lantai II.

Pembukaan Wokshop Kurikulum Silabi dan Rintisan Kelas Internasional setelah dibuka oleh Dekan Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dilanjutkan dengan materi Internasionalisasi UIN Maliki Malang oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si. Yang pada kesempatan yang sama Prof. Mudjia menyampaikan dua tema tentang rintasan kelas internaional di UIN Maliki Malang yang dipandu oleh moderator Zaenul Mahmudi, M.A.

Prof. Mudji menyampaikan Saya sangat senang dengan pertemuan ini, secara substansif sangat penting untuk membahas agenda akademik yang sangat urgen ini, karena juga merupakan tuntutan dari pemerintah melalui kemenag.

Kita bekerja di bawah institusi Negara,  kita sering tidak menyadarinya, konsekwensi logisnya adalah kita harus tunduk pada kemauan Negara, Negara mempunyai garis-garis kebijakan yang diberlakukan di lembaga-lembaga di bawahnya tepatnya konteks kita sekarang ini adalah berada di bawah naungan Kementerian Agama.

Dalam RPJM 2010-2014 bidang pendidikan disebutkan peningkatan daya saing (competitiveness) di semua jalur dan satuan pendidikan, semua perguruan tinggi dalam waktu 5 tahun berbasis ISO, dan mengikuti world ranking university. Persiapan ICP ini harus ditunjang oleh beberapa standart minimum di antaranya adalah tenaga pengajarnya yang berijazah Doktor minimal 50 %. Khusus kemenag, ada empat isu penting kepada siapa pun yang bekerja di bawah institusi kemenag, yaitu: Peningkatan pemahaman dan pengalaman agama, Pembinaan kerukunan antar umat beragama, Peningkatan pendidikan agama dan keagamaan, dan Mengawal akhlak dan moral bangsa.

Pada kesempatan kali ini kita khusus pada poin ketiga yaitu peningkatan pendidikan agama dan keagamaan, termasuk peningkatan SDM dalam pendidikan. Untuk mencapai itu semua diperlukan tahapan, kebetulan kita sudah mempersiapkannya sejak tahun 2005 dahulu.Tahun 2011 ini kita sampai pada tahapan II dan III (2011-2020) yaitu peningkatan Regional recognition and reputation.

Program utama yang menjadi agenda kita antara lain:Implementasi integrasi sains dan agama sebagai tugas pokok, Pemantapan kebijakan program bilingual, Pemantapan peran ma’had dalam pencapaian visi dan misi universitas, Internasionalisasi reputasi universitas (versi webometrik), Pengembangan sumberdaya dosen, Revitalisasi peran sosial keagamaan Universitas melalui LPM, Pengembangan penelitian berbasis IT menuju Research-Based University, dan Persiapan pengembangan Kampus II dan persiapan pendirian Fakultas Ilmu Kesehatan (target 2011 sudah ada prodi baru yang dibuka).

Dahulu waktu kita masih STAIN kita dianggap berhasil membina kegamaan di daerah Malang selatan, tetapi sekarang ini berhenti sejak kita menjadi UIN dan kita sudah merencenakan kembali kegiatan tersebut.

Agenda-agenda universitas untuk menuju ke International Class University bisa dijabarkan sebagai berikut:

1.        Implementasi Tugas Integrasi Sains dan Islam

§  Penerbitan pedoman karya ilmiah dan karya tulis terintegrasi

§  Pengembangan metode dan muatan perkuliahan terintegrasi

§  Pengembangan wawasan keislaman dosen bidang sains

§  Penulisan karya ilmiah dosen (buku) seri sains dan Islam

2.        Pemantapan Kebijakan Universitas Bilingual

§  Standardisasi masukan, proses, dan hasil belajar bahasa Arab dan Inggris

§  Standardisasi proses pembelajaran berbahasa asing (Arab  dan Inggris)

§  Standar Institusional Kompetensi Lulusan

§  Standar Institusional kompetensi dosen

§  Penambahan buku-buku, jurnal dan majalah berbahasa asing

§  (Arab dan Inggris) di perpustakaan.

§  Penyelenggaran lomba-lomba kemampuan berbahasa asing  di kalangan mahasiwa

3.        Pemantapan Peran Ma’had

§  Program Peningkatan Keimanan dan ketaqwaan

§  Program Peningkatan Peribadatan

§  Program Peningkatan Akhlaqul Karimah

§  Program Peningkatan Kebernalaran

§  Program Peningkatan Kebahasaan Arab dan Inggris

§  Program Peningkatan Kepemimpinan dan Kebermasyarakatan

4.        Internasionalisasi Universitas

§  Pemantapan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

§  Peningkatan status akreditasi Jurnal Ilmiah, keberadaan jurnal terakreditasi mutlak harus tercapai.

§  Penerbitan Jurnal Internasional

§  Peningkatan jumlah dosen tamu dan pertukaran mahasiswa dari luar negeri

§  Peningkatan jumlah mahasiswa dari luar negeri

§  Perintisan program internasional melalui kelas-kelas internasional (ICP)

§  Penyelenggaraan kegiatan akademik bertaraf internasional

§  Perintisan Sister University dengan PT luar negeri

§  Peningkatan jumlah kunjungan dosen ke LN melalui sandwich program, seminar dan sejenisnya

§  Jumlah GB 20 % dari jumlah DT

§  90 %  dosen berpendidikan doktor

5.        Pengembangan Dosen

§  Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa 1: 20 untuk ilmu-ilmu eksakta, dan 1: 30 untuk ilmu-ilmu sosial

§  Percepatan pencapaian rasio ideal Doktor, Magister, dan Mahasiswa

§  Percepatan pencapaian jumlah 5 % guru besar (profesor) dari jumlah dosen pada akhir 2015

§  Peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan lain (laboran, pustakawan, teknisi, dan staf administrasi) lewat proram peningkatan kompetensi pedagogik dan wawasan studi keislaman

6.        Revitalisasi Peran Sosial Keagamaan Universitas melalui LPM

§  Pemantapan

ü Pendidikan pada masyarakat

ü Pelayanan pada masyarakat

ü Praktik Kerja Lapangan Integratif

§  Perintisan

ü Kerjasama Pengembangan Produk Industri

ü Pengembangan wilayah terpadu

ü Pengembangan hasil penelitian.

ü Pengembangan wilayah binaan melalui kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota

Untuk mencapai internasionalisasi universitas diharuskan tenaga pengajar yang berstatus guru besar minimal 5 %, target kita 20 %.Guru besar diangkat di atas tahun 65 hanya bisa diperpanjang pengabdiannya tetapi tidak tunjungan kehormatannya.

Inilah yang sedang kita bahasa saat ini, padahal hal ini hanyalah sebagian kecil dari standarisasi internasionalisasi universitas.Meskipun demikian payung-payungkeagamaan yang ada dibawah fakultas syariah dan tarbiyah sama sekali tidak boleh bergeser.

Yang dimaksud ICP, standar yang paling pokok adalah isi atau kurikulumnya, bukan hanya bilingual yang merupakan bagian terkecil dari implementasinya.

Kerja keras memang sama dengan memeras keringat, tetapi kalau akhirnya meraih kesuksesan pasti akan menjadi kebanggaan kita sendiri.

Tuntutan linier, yang disebut linier adalah jenjang pendidikan keilmuan serumpun.Tujuan prasyarat linier adalah sehebat apapun orang pasti mempunyai keterbatasan tidak mungkin seseorangbisa menguasai semua ilmu pengetahuan. Khusus tiga UIN di Indonesia termasuk UIN Malang ini diberikan misi khusus oleh Kemenag yaitu pengembangan internasionalisasi perguruan tinggi ini.

Sesi Tanya-jawab.

1.    Penanya pertama dari Dra. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag.

Mendengar uraian dari Prof.Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si. kita merasa tersanjung, sungguh merupakan tantangan bagi kita, beberapa kendala yang kami rasakan, kami menginginkan pihak rektorat mempunyai step-step yang jelas seperti contoh kita telah merespon ICP ini dan di fakultas sudah kami sediakan kelas khusus untuk ICP, Pembantu Dekan II juga sudah menganggarkan dana untuk seminar internasional, sarana prasarana yang ada juga sudah kami usahakan memenuhi standar internasional. Mengenai peningkatan dosen tamu dan mahasiswa pertukaran internasional, mohon kiranya pihak universitas membantu mengagendakan sekaligus menganggarkan biayanya.

Kami sudah menjalin hubungan dengan al-Azhar yang memungkinkan untuk mendatangkan dosen tamu dari al-Azhar, akan tetapi nilai nominal yang lumayan mahal ketika kita akan mendatangkan mereka, kurang lebih $ 3000 perbulan.

Mengenai pertukaran mahasiswa, mestinya tidak hanya kita yang mendatangkanmahasiswa dari luar negeri, akan tetapi kita mengirim mahasiswa kita ke luar negeri, misalnya mahasiswa syariah magang di daarul ifta’ di mesir yang fatwa-fatwanya sudah diakui oleh dunia internasional. Mengenai pembiayaan akan kami usulkan ke kemenag. Fakultas syariah belum mencapai derajat muaddalah dengan al-Azhar, kalau tingkat madrasah aliyah sudah ada seperti Gontor.

Mengenai bilingual, fakultas syariah tidak ada kesulitan dalam bahasa arab, akan tetapi bahasa inggris kita masih membutuhkan penguatan. Program penguatan ini yang harus segera diupayakan.

Untuk pemantapan lembaga penjaminan mutu pendidikan sudah kami laksanakan sesuai dengan kondisinya, satu hal yang sulit kita capai yaitu penyerapan lapangan kerja terhadap alumni.

2.    Penanya kedua dari Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag.

Peningkatan kemampuan dosen sesuai kultur akademik internasional, bagaimana para dosen diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan kultur akademik internasional. Sehingga bukan hanya bahasa pengatar perkuliahan saja diganti dengan bahasa internasional, akan tetapi kultur akademik yang akan menyentuh seluruh aspek kegiatan belajar-mengajar di fakultas.

Mengenai peluang profesi untuk kelas internasional yang ada di fakultas tarbiyah jelas karena sudah banyak bermunculan sekolahan bertaraf internasional, bagaimana kompetensi kelas internasioanal yang ada di fakultas syariah?

3.    Penanya ketiga dari pak Suwarno

Sebagaimana yang dijelaskan oleh narasumber, seluruh universitas berkompetisi dalam hal gelar akademik, akan tetapi fenomena di masyarakat menepis dengan hal-hal berkaitan dengan gelar, karena justru banyak orang mengalami trauma dengan para tokoh kita yang justru melakukan sesuatu yang tidak patut menjadi tauladan.

Kebijakan pemerintah sebagian besar berorientasi proyek bukan pengembangan mutu pendidikan, sehingga bagaimana ke depan perguruan tinggi bisa dibeli masyarakat, bukan semakin lama semakin dijahui karena semakin mahal, sekarang yang sedang digandrungi oleh masyarakat justru pendidikan berorientasi profesi.

4.    Penanya keempat dari Drs. Suwandi, MH

Asumsi saya segala sesuatu akan menjadi baik setelah kita melakukan perubahan berkali-kali, jurusan HBS belum mengalami kemapanan dalam bidang kurikulum, sedangkan apa yang disampaikan oleh narasumber mengenai rintisan kelas internasional harus mempunyai kurikulum yang mapan, sehingga saya pesimis dengan HBS ini, apa yang harus kami lakukan untuk menyongsong hal itu?

5.    Penanya kelima dari Mujaid Kumkelo, M.HI

Mengenai implementasi tidak adanya sinergitas integrative untuk mendukung kebijakan universitas khususnya fakultas, misalkan PKPBA, PKPBI dan unit-unit yang lain. Supaya fakultas syariah tidak terlalu menanggung beban, bagaimana kiranya kita mengoptimalkan unit-unit penunjang yang ada sehingga bisa sinergis.

 

Tanggapan narasumber

Yang saya sampaikan tadi adalah agenda-agenda maksimal, mengai otoritas sebenarnya ada di fakultas bukan universitas, sehingga dekan harus lebih aktif dalam melakukan inovasi-inovasi untuk mempersiapakan ICP.DIPA itu diperuntukkan untuk fakultas.Ketidak adaan sinergitas antara unit-unit penunjang sedang kami kordinasikan dengan ketua-ketua unit.

Semuanya butuh tahapan, jangan semua hari ini, apa yang bisa kita capai sekrang itulah yang kita upayakan sekarang, selanjutnya sesuai dengan tahapan-tahapannya. Kompetensinya tidak harus selalu internasional, paling tidak SDM yang kita lahirkan akan memiliki worldview yang luas dan skill internasional yang tidak kalah dengan lulusan universitas internasional yang lain. Ditunjuk menjadi pemimpin adalah pilihan yang orang lain tidak bisa, jadi harus mencari peluang dengan strategi sekecil lubang jarum pun kalau perlu harus dilewati. Satu demi satu dari kita boleh tidak ada, tapi universitas ini harus tetap ada, capaian yang akan kita capai sekarang ini bukan hanya untuk kita sekarang, tetapi untuk orang-orang setelah kita.

Ada hal-hal teknis yang harus diikuti, karena universitas merupakan lembaga yang formal. Termasuk mengenai gelar, bukan hanya dipakai untuk membanggakan diri, akan tetapi memperluas worldview. Apa yang harus kita tingkatkan tidak lain adalah kerangka berpikir, metodologis dan filosofis yang merupakan ciri dari cendekiawan muslim. Puncak ilmu bukan ilmu itu sendiri, akan tetapi kearifan, kedewasan, keagungan akhlak. Tujuan pemerintah untuk memberikan tunjangan kehormatan kepada tenaga pengajar bukan hanya sekedar aspek kesejahteraan, akan tetapi diharapkan mutu pendidikan yang semakin baik.

Apa yang membedakan fakutas kedokteran di UIN dengan fakultas kedokteran di universitas yang lain adalah fakultas kedokteran kita tidak hanya bisa ditempun oleh orang kaya melainkan orang yang kurang mampu akan tetapi memiliki prestasi yang baik.

Mengenai kurikulum HBS, jangan berkecil hati, karena kurikulum memang tidak akan tetap, akan tetapi akan selalu berubah dalam rentang waktu tertentu, kurikulum tidak akan mapan selamanya. Kurikulum HBS juga harus memiliki kompetensi yang membedakan dengan jurusan yang lain meskipun di beberapa matakuliah memiliki Double competence.

Memperluas worldview dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya masing-masing state of the art of knowledge. Sehingga apa yang diajarkan ke mahasiswa selalu baru, karena mahasiswa juga akan selalu menuntut hal yang baru.

Mengenai beasiswa, pemerintah dalamhal ini kemenag mempunyai stigma, bahwasannya seseorang tidak boleh mendapatkan pendanaan beasiswa lebih dari satu lembaga. Entrepreneur view kita memang sangat kurang, karena kita sudah terlanjur dibentuk oleh anggaran DIPA, sehingga kita membutuhkan strategi khusus untuk mencari peluang.

Pada hari Selasa tanggal 1 Februari 2011, dipandu langsung oleh Dr. Hj. Umi Sumbulah untuk memaparkan tentang kurikulum ICP Fakultas Syari’ah, kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang dipandu oleh Erfania Zuhriah, M.H, selanjutnya diadakan pleno untuk membahasa bersama-sama hasil diskusi komisi untuk menyelaraskan dengan kebutuhan pasar dan produk lulusan ICP mendatang.

 

3. Penutup

Workshop Kurikulum dan Rintisan Kelas Internasional Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ditutup oleh Dekan Fakultas Syari’ah (Dr. Hj. Tutik Hamidah, M. Ag) tepat pukul 17.30 WIB, dan dilanjutkan dengan do’a oleh H. Isyroqunnajah, M. Ag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *