Menulis Itu Mudah dan Mengasyikkan

Menulis Itu Mudah dan Mengasyikkan

 

Orang yang memiliki pikiran yang kotor dalam benaknya maka tidak akan mampu untuk menjadi penulis. Orang akan mampu menjadi penulis, dirinya mampu untuk mengeluarkan ide dan pikiran secara langsung dan tanpa ada keraguan. Sampaikan yang baik dan ambil yang baik, serta lupakan yang buruk. Menulis adalah menuliskan apa yang kita fikirkan dari ide yang merupakan konsep pemikiran kita.

 

Syarat untuk menjadi seorang penulis adalah melalui membaca terlebih dahulu. Sebagaimana firman pertama Allah SWT dalam surah al-Alaq yaitu Iqraa’ yang artinya “Bacalah”. Selanjutnya adalah penulisan dari firman-firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Tidak ada alasan untuk tidak membaca dan menulis. Perbanyak membaca yang tersurat dan tersirat. Manusia telah diberikan piranti akal dan otak untuk bisa mencerna dari berbagai bacaan melalui indera manusia.

 

Konstruk otak yang salah sudah tertanam pada kebanyakan manusia, semisal contoh ungkapan pulang-pergi yang ungkapan sebenarnya adalah pergi-pulang. Jadi, konsep untuk menulis adalah bagaimana bisa tersusun rapi dan terkonstruksi dengan baik. Karya yang baik adalah berawal dari konsep yang baik yang dilanjutkan pada penulisan yang apik dan menarik.

 

Untuk mengawali penulisan adalah konsep yang baik dan melahirkan tulisan yang baik. Kalau masih bisa merancang dan menuliskan pemikiran dari konsep-konsep secara mandiri dan mengemas dalam satu buku, mengapa harus susah-susah untuk mengirimkan ke media?.  Jadi bagaimana penulis mampu untuk membaca kebutuhan para pembaca dan menulis sesuai dengan minat dan kemampuan individu penulis. Memfokuskan ide dan menuliskan dengan cermat dan tak menyimpang dari ide awal. Menulislah maka akan menjadi sebuah tulisan dan kemas dan perbaiki untuk langkah-langkah selanjutnya.

 

Malas adalah sebuah pilihan bukan keturunan. Tak ada kata malas untuk bisa mewujudkan sebuah tekad untuk menulis. Berjuang untuk menggambarkan pemikiran dan menuliskan. Jangan pernah membatasi diri untuk tidak bisa mengirimkan tulisan ke media massa dan tidak dimuat. Serta ada pemikiran negatif bahwa penerbit tidak menerbitkan tulisan-tulisan kita. Anjuran bapak Ersis selaku penulis dan sastrawan Nasional mengatakan bahwa jangan menggantungkan diri dari tulisan kita pada orang lain (baca:media massa) selanjutnya belajarlah mandiri dengan cara menulis dan kemudian membukukannya sendiri. Tulisan yang telah kita tulis dapat juga dipublikasikan secara pribadi melalui media elektronik (Facebook, Twitter,Blog,Dll) atau juga bisa diajukan kepada penerbit untuk selanjutnya diterbitkan.

 

Dalam menumbuhkan gairah menulis adalah mengusahakan serta memaksakan diri. Dengan terus menulis dan menulis. Dari testimoni beberapa penulis mengatakan bahwa rata-rata para penulis berawal dari ide yang selanjutnya membeku dan berakhir dengan kebuntuan pikiran. Dari permasalan yang dialami oleh calon penulis (pemula) yaitu terlalu banyak memikirkan apa yang akan ditulis, melainkan tulislah segera apa yang kita fikirkan. Menulis dimana saja dan kapan saja untuk eksis menulis, meskipun tidak diterbitkan dan dimuat tulisan kita.

 

Menulis tulisan ilmiyah menjadi renyah seperti tulisan fiksi yang ada pada novel. Sehingga tulisan mengalir dan terkonstruksi apik dan menarik. Tulisan yang menarik dari tulisan ilmiyah adalah kebiasaan penulis untuk menuliskan pola pikir dan konsep yang dimiliki. Dari pemikiran yang akan kita tulis harus dipahami dan kemudian dituliskan sesuai dengan koteks pembaca yang bisa mudah dipahami oleh mereka.

 

Jika para penulis dengan mudah memahami dan menuliskan pemikirannya, maka akan mudah juga dipahami oleh para pembaca tulisan tersebut. Kunci sukses penulis adalah ”Tulis apa yang anda fikirkan!” dan senantiasa membiasakan diri untuk tetap menulis dan menulis. Jangan pernah berhenti untuk menulis, karena jika mencoba untuk berhenti menulis maka akan mendapatkan kesulitan untuk melanjutkan penulisan selanjutnya.

 

Tipsnya adalah menuliskan pemikiran, tidak ada pemikiran untuk berhenti menulis sampai mengalir semua ide-ide diri kita. Apa pun dapat menjadi bahan tulisan kita. Konsep tulisan yang baik adalah memberi (transformasi) yang kemudian dapat diterima oleh  para pembaca. Menulis sesuai dengan ide dan pemikiran diri sendiri, percaya kepada potensi pemikiran diri sendiri yang selanjutnya dituliskan. Tak ada kesulitan apabila kita yang akan menuliskan pemikiran tidak terbelenggu dengan ketakutan melakukan kesalahan dari tulisan kita.

 

 

Masjid Ulul Albab, 05 Mei 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *