Agama (Kultural) Masyarakat Pinggiran (RESENSI)

 

Judul Buku : Agama (Kultural) Masyarakat Pinggiran

Penulis: Ahmad Kholil

Editor : Jamiat

Penerbit: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI)

Tebal: 106 hlm, 14 X 21

ISBN : 979-602-958-359-5

Cetakan: 2011

Peresensi: Chairul Lutfi

 

Pemahaman agama masyarakat masih belum bisa terbentuk dengan dasar pengetahuan yang kuat. Melainkan pemahaman tersebut terbentuk karena nilai-nilai kultur sosial yang timbul dan berkembang dari sistem pewarisan budaya yang berjalan secara turun-temurun. Aktualisasi pemahaman agama masyarakat yang mencerminkan multukultularisme tampak pada sikap dan tindakan hormat-menghormati, menjaga kerukunan atau harmoni sosial, toleransi dan pengakuan terhadap eksistensi orang lain yang berbeda.

Faktor dominan yang mendukung terciptanya masyarakat multikulturalisme adalah pemuka-pemuka agama yang terus-menerus mensosialisasikan ajaran keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan sosial disamping juga memberi teladan nyata dalam sikap keseharian. Mengingat sebagai keluarga besar kebangsaan, harus disadari bahwa Indonesia memiliki dua macam sistem budaya, sistem budaya nasioanal dan system budaya etnik lokal yang biasa disebut dengan kearifan lokal.

Ahmad Kholil dalam mengurai dan membahas akar kultural dalam pemahaman agama masyarakat multikulturalisme menggunakan landasan teori Konstruksi Sosial yang di gagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Teori tersebut menyatakan bahwa realitas sosial merupakan kenyataan ganda, subjektif, dan objektif, yang berproses melalui tiga momen dialektis yaitu, eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Dalam konsteks penelitian realitas sosial yang diteliti yaitu mengambil lokasi di Desa Watukebo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur adalah pemahaman agama masyarkat dan impelementasinya dalam bingkai multikulturalisme.

Melalui buku hasil buah karya Ahmad Kholil yaitu Agama (Kultural) Masyarakat Pinggiranmengajak untuk bisa menyelam dan memahami bahwa realitas sosial merupakan hasil dari konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia sendiri dalam komunitas yang mereka diami. Buku yang menunjukkan fenomena keberagaman yang inklusif di sebuah komunitas pinggiran yaitu, masyarakat Using di Banyuwangi dalam ulasan keanekaragaman didalamnya.

Serta pemahaman tersebut terbingkai dalam pemahaman agama masyarakat dalam konteks multikulturalisme, pemahaman agama pemuka agama dalam konteks multikulturalisme, aktualisasi pemahaman agama masyarakat berkaitan dengan multikulturalisme, dan faktor pendukung serta penghambat implementasi multikulturalisme di masyarakat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian