Pandangan Orientalis terhadap nuzulul qur’an

Oleh: M. Adam Qoka Syadzamaya Syabeh

ABSTRAKSI

Kelompok 7

Kalamullah atau dengan kata lain adalah Al-Qur’an Al-Karim. Merupakan mukjizat baginda besar nabiyyina, habibina, syafi’ina, sayyidina Muhammad SAW, alhrul anbiyaa, wa imamurrasul yang merupakan mukjizat terbesar, mengapa bisa dinamakan terbesar? Karena Al-Qur’an adalah pelengkap daripada kitab-kitab para rusul yang terdahulu, yakni Nabi Musa, Nabi Daud, dan Nabi Isa. Al-Qur’an merupakan sumber dari segala permasalahan dalam aspek-aspek kehidupan yang berlaku sejak diciptakannya alam semesta, sampai yaumul qiyamah. Juga menjadi rujukan yang paling utama dalam aspek hukum, khususnya.

Allah menurunkan Al-Qur’an ke muka bumi ini, tidak lain hanyalah untuk menjadkan pedoman hidup manusia, menjadi rujukan manusia, menjadi penjelasan manusia, menjadi ilmu bagi manusia itu sendiri.

Namun, Al-qur’an ini bersifat sakral apabila tidak mempunyai ilmu-ilmu mendasar yang dapat memahami bahasa Al-Qur’an itu. Para orientalis sudah mulai mengkiprahkan segala asumsi jga pengimplementasian mereka terhadap Al-Qur’an itu sendiri, yang intinya ingin mencelakakan umat muslim di dunia. Mereka menangkap seluruh penjelasan-penjelasan Al-Qur’an secara tekstual dan tdak melihat kepada konteks yang ada. Mereka hanya mencoba untuk memanipulasi daripada A-Qur’an itu sendiri. Jelasnya, mereka memandang bahwa Al-Qur’an itu merupakan “hasil budaya bangsa arab terdahulu”. Padahal mereka belum meneruskan bacaan mereka, bahwasanya turunnya Al-Qur’an itu untuk meluruskan ajaran-ajaran Rasulullah SAW melalui wahyu dari Allah melalui malikat Jibril.

Bahkan, Al-Qur’an turun bukan hanya untuk bangsa arab saja, namun untuk seluruh umat muslim di Bumi. Karena tanpa Al-Qur’an, umat muslim bagaikan burung yang terbang bebas namun tidak mengerti kemana arah mereka untuk menuju sangkar, sama seperti manusia yang bingung mencari keselamatan di akhirat dan di dunia. Al-Qur’an lah yang memberikan jalan yang lurus bagi umat muslim.

Dan ingat, bahwa Al-Qur’an tidak akan pernah hilang sampai nanti akhir zaman. Itu merupakan janji Allah SWT !

 

Kelompok 7

M. Adam Qoka Syadzamaya Syabeh 

Achmad abi ubaydillah 

Eka Hadi setya ningsih 

Anis diyah yanti

M. Yanu Wardana

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *