PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP SURAH DAN AYAT AL-QUR’AN (Tugas Study Al-Qur’an)

PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP

SURAH DAN AYAT AL-QUR’AN

Oleh : Kelompok 1*

 

ABSTRAK

 

Orientalisme didefiniskan sebagai pemahaman masalah-masalah ketimuran. Istilah ini berasal dari bahasa Perancis, orient yang berarti timur atau bersifat timur. Isme berarti paham, ajaran, sikap atau cita-cita. Orang yang mempelajari masalah-masalah ketimuran (termasuk keislaman) disebut orientalis yaitu ilmuwan Barat yang mendalami bahasa-bahasa, kesustraan, agama, sejarah, adat istiadat dan ilmu-ilmu dunia Timur. Dunia Timur yang dimaksud di sini adalah wilayah yang terbentang dari Timur dekat sampai ke Timur jauh dan negara-negara yang berada di Afrika Utara.

Para orientalis berpandangan semisal Antonius Walaeus, ”al Qur’an adalah kitab suci yang disimpangkan dan penuh dengan pemikiran yang saling bertentangan”. Jesuit J.J. Ten Berge, “Al-Qur’an adalah konfirmasi dan interpretasi terhadap sejarah Bibel, -suatu hasil yang sangat buruk- serta mereduksinya dan berisikan koleksi dongeng-dongeng, cerita buatan, dan cerita-cerita yang disalahpahami”. John Wansbrough, “al-Qur’an adalah karya sastra Nabi SAW yang cenderung mengadaptasi kitab-kitab sebelumnya”.

George Sale, DR. Henry Stubbe,  DR. John Naish, dan F. F. Arbuthnot senada berpandangan bahwa surah dan ayat-ayat dalam Alquran berbahasa Arab mempunyai keindahan deduktif, murni, dan memiliki gaya tarik, expressif dan enersi yang eksflossif, yang terlalu sukar diterjemahkan kata demi kata”. Goldziher, “ perubahan uslub (metode) surah dan ayat Alquran dipengaruhi oleh perubahan tabiat pribadi Muhammad”.

Washington Irving “al-Qur’an terdapat banyak penyimpangan serta ketimpangan, campur aduk (heterogeneous fragments) tidak tersistem antara penyusunan surah dan ayat-ayat dalam al-Qur’an (thrown together without selection, without chronological order, and without system of any kind)”. Abraham Geiger “Surah dan ayat-ayat dalam al-Qur’an di ambil dari kisah dan doktrin-doktrin orang yahudi”. Sedangkan S. Fraenkel dan Hartwig Hirschfeld berpandangan tentang pemfokuskan pentingnya melacak berbagai kosa-kata asing yang banyak di adopsi dalam surah dan ayat dalam Al-Qur’an.

Thedore Noldeke dalam bukunya menjelaskan tentang sejarah surah-surah dengan menggunakan metode lurus yang kadang-kadang mengandung kebenaran. Serta  mengutip susunan surah-surah dari kitab Abil Qasim Umar bin Muhammad bin Abdul-Kaafi dalam penyusunan surah makkiyah dan madaniyah. Dan pandangan Noldeke banyak mewarnai dan menjadi rujukan dari para orientalis setelahnya. Christoph Luxenberg bepandangan serta berspekulasi dalam surah dan ayat-ayat al-Qur’an banyak diketemukan kesalahan penulisan dan bacaan dan bahkan  Luxenberg mengutak-atik surah dan ayat dalam teks al-Qur’an. Dalam hal ini Christoph Luxenberg banyak mendapatkan kritikan dan penolakan dari asumsi-asumsinya oleh kalangan ulama-ulama islam.

Dari semua pandangan para orientalis di atas sudah pasti banyak pandangan yang mendiskritkan serta mereduksi surah dan ayat al-Qur’an dengan hal-hal negatif disebabkan kebencian mereka kepada islam dan faktor untuk mengintervensi kajian islam dengan sekulerisasi ilmu dari al-Qur’an. Serta ada pula pandangan dari para orientalis yang positif terhadap surah dan ayat al-Qur’an dikarenakan mengakui atas keindahan uslub dan keistimewaan mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW tersebut.

 


*Oleh Kelompok 1 :

  1. Chairul Lutfi                           (10220005)
  2.  Irwan Fahruddin                  (10220102)
  3. Rahmat Indra Irawan         (10220056)
  4.  Garizah Purnatiara S.         (10220022)
  5. Jawahirul Umi Zahroh       (10220055)